Dengan wajah masih diperban, Soo Yeon termenung teringat
Jung Woo mengembalikan payungnya dan berjanji untuk tidak mengacuhkannya lagi.
Ia juga teringat saat-saat terakhir ia melihat Jung Woo, saat Jung Woo meninggalkannya. Teringat kata-kata Jung Woo kalau Soo Yeon adalah teman satu-satunya.
Ia juga teringat saat-saat terakhir ia melihat Jung Woo, saat Jung Woo meninggalkannya. Teringat kata-kata Jung Woo kalau Soo Yeon adalah teman satu-satunya.
Hyung Joon yang terbaring di sisinya memegang ujung celana Soo Yeon, memintanya untuk tidak pergi meninggalkannya karena Ibu yang ia tunggu telah meninggal dan ia tak punya siapa-siapa lagi.
Soo Yeon teringat kata-kata Jung Woo dulu yang membesarkan hatinya untuk tak menunduk lagi karena Soo Yeon sudah memiliki Jung Woo sebagai teman. Maka Soo Yeon membesarkan hati Hyung Joon dan berkata kalau ia tak akan meninggalkan Hyung Joon.
Bersama Jung Woo, Detektif Kim pergi ke sebuah tempat bilyar
yang mirip seperti markas orang-orang yang sering melakukan tindak kejahatan.
Karena begitu orang-orang di situ melihat Detektif Kim, orang yang taruhan, langsung menyembunyikan barang-barang mereka. Bahkan salah satu dari mereka langsung bersembunyi.
Karena begitu orang-orang di situ melihat Detektif Kim, orang yang taruhan, langsung menyembunyikan barang-barang mereka. Bahkan salah satu dari mereka langsung bersembunyi.
Tapi Detektif Kim tak berniat melakukan apapun. Seorang bapak tua muncul. Pada Jung
Woo, Detektif Kim memperkenalkan kalau bapak tua pemilik tempat bilyar itu
adalah orang yang dianggap seperti ayahnya sendiri.
Detektif Kim meminta bantuan bapak tua itu untuk meminjamkan anak-anak (buah)nya mencari Soo Yeon, anak Lee Tae Soo. Mendengar nama itu, semua orang di tempat bilyar langsung menoleh dan Detektif Kim mengatakan kalau mereka harus membayar hutang mereka dengan menemukan gadis itu.
Hmm.. berarti semua orang di situ adalah bekas detektif atau orang-orang yang berkaitan dengan polisi.
Tae Joon mendapat kabar kalau nomor yang menelepon Jung Woo adalah Hye Mi. Maka Tae Joon menyuruh anak buahnya untuk melacaknya. Dan tentang Jung Woo, Tae Joon menyuruh anak buahnya untuk tak menyebutkan nama Jung Woo lagi di hadapannya. Untung ia menemukan tentang ketidakbecusan Jung Woo sekarang, “Kalau aku tetap membesarkannya sebagai anakku, aku pasti akan menyesal di kemudian hari.”
Uhhh… nyebelin nih orang ini. Jung Woo beneran anaknya,
nggak sih?
Detektif Kim memberikan semua dokumen bukti-bukti yang dia miliki pada semua orang yang ada di tempat bilyar itu. Dan salah satu orang (yang tadi bersembunyi) di sana heran melihat salah satu nomor dan bergumam, “Ini nomor Mangchi”.
Jung Woo kebetulan mendengarnya dan bingung mendengar nama itu. Tapi orang itu tak mau menyebutkan lebih detail. Untung Detektif Kim datang dan Jung Woo langsung memberitahukan apa yang tadi ia dengar. Mangchi.
Dan segera Detektif Kim dan orang itu mendatangi tempat yang disebut-sebut Mangchi. Ternyata memang benar, Hye Mi membuat paspor palsu di Mangchi.
Jung Woo yang masih
tinggal di tempat bilyar memandangi handphonenya, menunggu-nunggu handphone itu
berbunyi. Tapi yang terdengar malah suara Eun Joo yang memanggilnya. Saat
melihat ada lap di meja Jung Woo, Eun Joo marah-marah karena bapak tua
itu mempekerjakan orang yang sedang terluka.
Bapak tua yang mendengar teriakan Eun Joo, menyindir Eun Joo
yang tidak menyapa padanya. Sambil bersungut-sungut Eun Joo menyapa kakek itu
dengan suara bervolume megaphone, “Selamat tinggal!” dan menarik Jung Woo
pergi.
Eun Joo menyuruh Jung Woo untuk beristirahat di rumah dan ia akan masuk untuk melihat kondisi di rumah. Ibu Soo Yeon sekarang sedang mabuk, jadi tak akan memperhatikan. Dan ia meminta Jung Woo untuk tidak pergi dulu.
Jung Woo memang tak pergi, karena ia melihat tulisan tangan Soo Yeon di dinding. Ia terpana melihat tulisan itu Aku merindukanmu, yang juga mencerminkan perasaannya sendiri.
Jung Woo memaksakan senyumnya dan berkata pada (tulisan) Soo Yeon, “Aku tak menangis, tapi mataku berair karena tiupan angin.”
Tiba-tiba ibu keluar dan melempar payung kuning Soo Yeon.
Walaupun Eun Joo mencoba mencegahnya, ibu tetap memukuli Jung Woo, menyalahkan
Jung Woo,
Jung Woo diam menerima semua pukulan ibu yang akhirnya kelelahan dan terduduk namun masih menangis, “Ia belum sempat hidup dengan baik. Betapa malangnya nasib Soo Yeon..”
“Kalau ia tak bertemu denganmu, hari itu ia tak akan lari seperti orang gila dan kejadian ini tak akan terjadi padanya! Kembalikan Soo Yeon! Ia mati karenamu!” |
Jung Woo diam menerima semua pukulan ibu yang akhirnya kelelahan dan terduduk namun masih menangis, “Ia belum sempat hidup dengan baik. Betapa malangnya nasib Soo Yeon..”
Eun Joo mencoba menenangkan ibu, mengatakan kalau Soo Yeon
pasti akan kembali dan memohon agar ibu tidak menangis. Akhirnya Ibu terjatuh di pelukanEun Joo.
Jung Woo kembali ke tempat bilyar, dan mendadak
handphone-nya berdering. Ia bergegas mengangkat telepon, menyangka Soo Yeon
meneleponnya kembali. Tapi ternyata Detektif Kim yang meneleponnya.
Sambil memegang paspor palsu Hye Mi, Detektif Kim memberitahu Jung Woo kalau sepertinya ia menemukan sesuatu. Tapi ia tak mau memberitahukan lebih detail. Kali ini ia tak mau gegabah seperti dulu.
Mendengar Jung Woo menjawab tanpa semangat, ia menghardiknya, “Bagaimana kau bisa menjadi partnerku jika kau seperti ini.”
Aww.. paman ini so sweet banget, sudah menganggap Jung Woo sebagai partner kerjanya.
Detektif Kim kemudian malah menyanyi di telepon. Anjing menggonggong guk guk, Kucing mengeong meong.
Jung Woo geli namun tak mengerti mengapa Detektif Kim menyanyikan
lagu itu. Maka Detektif Kim menjelaskan kalau lagu itu menjelaskan jika anjing
harus berlaku seperti anjing, manusia berlaku sebagai manusia dan polisi harus
berlaku seperti polisi, “Han jung Woo. Kau itu pingar, jadi jangan pernah
lupakan kata-kata itu.”
Sebelum menutup telepon, Jung Woo mengatakan kalau ia meramal kalau Soo Yeon akan kembali. Ia melihat dari lingkaran air saat ia mencuci kaos kaki. Soo Yeon yang mengajarkan cara meramal seperti itu.
Detektif Kim senang mendengarnya. Mereka berpisah setelah memberi hormat ala polisi pada satu sama lain.
Keesokan harinya, bersama Mangchi, Detektif Kim pergi ke stasiun. Di sana Hye Mi sudah menunggu. Dan Mangchi menukar paspor palsu itu dengan uang yang ditaruh di tas kertas.
Tugas Mangchi selesai, maka Detektif Kim kemudian membuntuti Hye Mi.
Sementara itu Tae Joon mendatangi daerah yang menurut anak buahnya, pernah didiami oleh Hye Mi. Saat melihat salah satu dinding rumah yang ada gambar anak-anak, Tae Joon teringat akan gambar yang mirip di rumah yang terbakar dulu.
Mereka langsung memeriksa rumah itu, tapi rumah ternyata sudah kosong.
Hye Mi menyuruh Hyung Joon dan Soo Yeon untuk bersiap-siap. Namun handphonenya berdering dan ia terpaku ketakutan karena mendengar suara Tae Joon yang mengancamnya.
Hyung Joon buru-buru mengambil telepon itu dan mendengarkan suara kakak tirinya itu. Tapi ia buru-buru menutup telepon saat ada kereta lewat.
Detektif Kim berhasil membuntuti Hye Mi. Ia mencoba mengintip ke dalam rumah. Walau kacanya buram, tapi ia masih bisa melihat sosok Soo Yeon di dalamnya. Namun sayang, Hyung Joon juga mendengar kedatangannya.
Saat itu Jung Woo kebetulan meneleponnya. Detektif Kim mengatakan kalau ramalan Jung Woo benar. Ia berhasil menemukan Soo Yeon. Sesaat ia terbatuk-batuk dan mengatakan kalau bubuk batubara membuatnya tenggorokannya serak.
Terdengar suara kaca jendela pecah, dan ia buru-buru menutup telepon dan memeriksa jendela itu. Ternyata di dalam rumah, tak ada siapapun. Hyung Joon meminum soda dari kaleng dan melihat ke mobil Hyung Joon.
Sesaat kemudian terlihat ada mobil lewat. Detektif Kim menduga kalau mobil itu yang membawa lari Soo Yeon, dan ia langsung membuntuti mobil itu.
Jung Woo senang mendengar kabar dari Detektif Kim. Ia
berlari dan melewati lampu jalan yang biasa berkedip-kedip. Tapi saat itu lampu
itu mati, dan ia mengencangkan lampu hingga menyala.
Detektif Kim mengejar mobil Hye Mi yang mengarah ke luar kota. Hye Mi mencoba melepaskan diri, tapi cukup susah. Bahkan mobil Detektif Kim berhasil menjajarinya dan ia melihat Soo Yeon di bangku belakang. Ia memanggil-manggil Soo Yeon tapi Soo Yeon yang melamun, tak mendengarnya.
Hingga mereka sampai ke jalan yang curam dan bertebing. Dan
Detektif Kim tak dapat mengerem, karena ada kaleng soda yang mengganjal tangkai
remnya.
Ia mencoba mengangkat rem tangan, tapi mobil tetap saja melaju kencang. Dan mobilnya pun terjatuh, tepat saat Soo Yeon menoleh ke belakang.
Tapi mobil itu sudah jatuh ke jurang. Dengan tenang, Hyung Joon menyandarkan kepalanya di bahu Soo Yeon.
Yang terjadi selanjutnya adalah Jung Woo dan Ibu menemani Eun Joo yang menaburkan abu ayahnya. Hanya ibu yang sesekali mengusap air matanya. Tapi Eun Joo sama sekali tak meneteskan air mata.
Begitu pula Jung Woo. Ia memberi penghormatan dengan melemparkan bunga dan bertekad dalam hati, “Paman, terima kasih. Mulai sekarang.. aku yang akan mencari Soo Yeon.”
Dan kita melompat ke tahun 2012, dengan penculik yang bukan
pemerkosa sekarang menjadi kaya dan naik mobil mewah. Ia ingin menyewa ruang VVIP
di sebuah karaoke, tapi pegawai karaoke itu berkata kalau hari ini adalah saat
cutinya si kelinci gila dan ia menyewa ruang VVIP itu.
Penculik itu frustasi karena si kelinci gila itu juga menyewa ruang VVIP dari kemarin dan kemarinnya lagi.
Penculik itu frustasi karena si kelinci gila itu juga menyewa ruang VVIP dari kemarin dan kemarinnya lagi.
Si kelinci gila itu ternyata adalah Jung Woo yang menyanyi dengan penghayatan yang tinggi. Sayang suaranya tidak. Keras dan nyaring sih iya. Tapi merdu?
Ini adalah Jung Woo, saudara-saudara. Bukannya Micky Yoo Chun JYJ yang bersuara merdu, yang bahkan Onew-nya SHInee pun tak bisa mengalahkan.
Jung Woo berteriak frustasi, membuat penculik yang sedang mengintipnya juga frustasi. Ia buru-buru masuk dan mengancam akan memanggil polisi.
Tapi lagu berikutnya sudah muncul, dan Jung Woo pun mulai menyanyi. Tak sabar, penculik itu mematikan playernya dan sepertinya ia tahu siapa Jung Woo, karena ia bertanya apakah Jung Woo tak berkencan saja kalau ia sedang cuti?
Jung Woo yang juga mengenal penculik itu hanya menjawab santai, “Sebenarnya aku juga ingin berkencan. Jadi pergi dan carilah pacarku itu.”
Penculik itu berkilah kalau bukan ia pelakunya. Ia tak tahu apa-apa tentang itu. Dan Jung Woo langsung beringas mendorong penculik itu, membuat penculik itu ketakutan.
Tapi wajah beringas itu hanya sesaat karena setelah itu ia berkata manis, “Maka dari itu, jangan potong laguku.”
LOL.
Dan Jung Woo pun menyambangi pemerkosa yang sudah dipenjara selama 14 tahun. Sepertinya ia sangat santai saat melihat penjahat itu. Ia bahkan menyambut penjahat itu seperti teman lama.
Tapi penjahat itu sebenarnya enggan menemui Jung Woo. Walaupun ramah, setelah sipir pergi, Jung Woo mendorong kursi penjahat itu hingga penjahat itu jatuh terjengkang.
Bukannya takut, penjahat itu malah mendorongnya mengejeknya
kalau ia tak akan mengaku apapun padanya, “Kau masih belum bisa menemukannya?
Kasihan… padahal ia gadis yang cantik.
Maka Jung Woo pun marah, ia memukuli penjahat itu sambil berkata, “Aku sekarang menjadi detektif agar aku bisa membunuhmu,” sambil menunjukkan pistolnya, ia melanjutkan, “secara legal.”
Penjahat itu mendorong Jung Woo hingga terjatuh dan mengatakan kalau Jung Woo tak bisa menyentuhnya
karena ada CCTV di atas yang merekam perbuatan Jung Woo. Tapi Jung Woo sudah
mempersiapkan semuanya, “CCTV? CCTV itu sedang makan sundae.”
Ternyata kamera itu telah tertutup rapat.
Ternyata kamera itu telah tertutup rapat.
Penjahat itu sekarang menjadi ketakutan melihat kamera CCTV
itu sudah ditutup, sehingga perbuatan mereka tak akan terekam. Ia berteriak
memanggil sipir, tapi terlambat karena Jung Woo sudah mengejarnya.
Dan Jung Woo menangkap penjahat itu, memukulinya dengan buas hingga ia babak belur,
Jung Woo kembali ke kantor polisi dan langsung dimarahi
habis-habisan oleh atasannya. Tapi Jung Woo sepertinya sudah biasa dimarahi. Ia
mencoba bercanda kalau bosnya itu pervert karena meminta ia melucuti semua yang
ada ditubuhnya.
Hehehe.. pistol dan lencana, Jung Woo.. Bukan yang lain..
Tapi bosnya itu sedang tak ingin bercanda. Ia sudah mendapat
banyak keluhan karena Jung Woo selalu memukul dan bertindak kekerasan, “Apa kau
itu jadi polisi untuk memukuli orang?!”
Jung Woo membantah kalu ia sebenarnya ingin memukuli orang
itu sampai mati. Tapi ia menahan diri. Kenapa? “ Karena saya adalah polisi.”
Bosnya itu langsung ingin memukul Jung Woo. Tapi seniornya
pasang badan dan mengakui kalau semua itu adalah salahnya yang kurang membina
yuniornya.
Belum selesai si senior itu membela, Jung Woo menerima
telepon dan berterima kasih karena ia harus pergi. Pada atasannya, ia tak memberi
keterangan apapun hanya memberi hormat.
Dan kabur.
Seniornya hanya bisa melihat punggung Jung Woo, ingin
mengejarnya. Tapi bosnya itu menarik jaketnya. LOL. Tak ada rotan, akar pun
jadi.
Jung Woo berlari pulang ke rumah, dan ibu Soo Yeon
menunggunya dengan makanan yang terhidang di meja. Tapi ibu juga minta Jung Woo
memberikan uang bulanan padanya. Jung Woo menjawab kalau ia sudah
mentransfernya ke rekening ibu. Tapi ibu minta uang yang dimasukkan dalam amplop.
Uang yang ada gemerisiknya.
Walau kata-kata ibu pedas, tapi terasa kalau ibu sebenarnya
menyayangi Jung Woo. Ia hanya menutupi perasaannya. Jung Woo sudah tahu itu. Jung
Woo juga menyindir ibu yang memasak sayur terus-terusan dan tak ada daging. Ibu
berkilah kalau semua ini untuk Jung Woo, bahkan ia belum memberikan pada Eun
Joo.
Dan Eun Joo pun keluar, merangkak seperti gelandangan yang
tak makan dan mandi selama berhari-hari. Ia hanya memohon “air.. air..”
Tapi ibu dan Jung Woo tak mendengar permohonan Eun Joo karena melihat
hujan turun. Mereka buru-buru keluar untuk mengambil jemuran yang belum
diangkat.
Jung Woo yang melihat jepit jemuran jatuh, tersenyum
sedih. Untuk menutupi perasaan yang sebenarnya, ia memungut jepit itu dan
memakaikannya pada rambut ibu, “Mulai sekarang, ibu memakai ini saja. Persis
seperti yang aku sukai.”
Dan Jung Woo memeluk ibu dengan sayang. Tapi ibu malah
memukulinya. Eun Joo yang keluar dan melihatnya, langsung membela Jung Woo dan
menggantikan Jung Woo memeluk ibu. Ibu juga tak mau dipeluk dan menyuruh Jung
Woo untuk memisahkan Eun Joo darinya.
Aww.. menyenangkan melihatnya sekaligus mengharukan.
Ketiganya tak memiliki hubungan darah, tapi menjadi satu keluarga. Bahkan Eun
Joo memanggil ibu Soo Yeon dengan panggilan ibu, bukan ahjumma lagi seperti
sebelumnya.
Dan mereka pun tertawa berkejar-kejaran sama seperti 14
tahun yang lalu. Tanpa Soo Yeon dan tanpa Detektif Kim
Namun Jung Woo tak pernah melupakan Soo Yeon. Tulisan di
dinding itu makin lama makin tergores dalam, karena Jung Woo selalu menebalkan
dengan batu bata. Ia membayangkan Soo Yeon duduk dan menulis kata-kata itu dan
berkata pada (bayangan) Soo Yeon,
“Apa kau tersenyum? Aku marah setengah mati. Sangat
marah,” Pada (bayangan) Soo Yeon, ia setengah mengancam, “Tapi aku hanya akan
menunggu sampai hari ini. Hanya hari ini. Kalau tidak aku akan benar-benar
menjadi gila.”
Tapi Jung Woo tahu kalau ancaman itu tak akan pernah ia
lakukan sehingga ia pun hanya menangis.
Dari CCTV sebuah rumah mewah, ada seorang wanita berenang di
kolam renang. Namun saat berada di tengah, tiba-tiba wanita itu tertarik ke
bawah dan tenggelam.
Jung Woo datang ke lokasi kejadian itu untuk menyelidiki
kasus tersebut. Sempat terucap kekagumannya akan besarnya rumah itu.
Walau sebenarnya ia bisa saja memiliki rumah itu jika ia
masih tetap tinggal bersama ayahnya. Just saying..Apakah teman sekantornya tak ada yang tahu
anak siapakah Jung Woo ini?
Sementara itu Ah Reum yang sudah remaja sekarang berada di Jeju
dan merekam pemandangan pantai serta menyisipkan pesan pada Jung Woo untuk
menjemputnya. Tapi ibunya, Mi Ran mengambil handphone Ah Reum.
Ia melarang Ah Reum menghubungi Jung Woo karena jika ayahnya
tahu, maka Ah Reum akan diusir juga. Tapi Ah Reum tahu kalau ibunya sebenarnya
lebih ketakutan jika ketahuan telah mengeluarkan uang banyak. Mi Ran berandai-andai
jika bisnisnya berhasil..
Dan Ah Reum menyelanya, “Ibu akan menceraikan ayah?”
Mi Ran langsung menyuruh Ah Reum mengecilkan suaranya, tapi
ia tak membantah hal itu. Ia sudah cukup menahan sabar dengan kelakuan
suaminya. Maka dari itu, ia bertekad untuk bisa bekerja sama dengan menggaet
desainer kondang Zoe.
Dan desainer kondang Zoe itu ternyata adalah Soo Yeon, yang
akan mempersiapkan fashion show-nya di Jeju. Sepertinya Soo Yeon mendapat
identitas baru dengan memakai nama baru pula yaitu Zoe.
Namun ternyata ada satu masalah. Ada desainer asli Korea,
mengobrak-abrik baju yang akan digunakan Zoe. Gadis itu menuduh Zoe menggunakan
uang dari sponsor untuk bisa melakukan peragaan busana ini.
Maka Zoe langsung menampar gadis itu. Dan menampar lagi,
hingga gadis itu terjatuh dan Zoe menyuruh gadis itu untuk memunguti semua
baju-baju yang ia acak-acak,
“Di bidang ini, selain uang juga harus berbakat. Kalau kau tak puas, carilah orang yang mau menjadi sponsormu.” |
Tiba-tiba terdengar suara tongkat dan Zoe langsung menyadari
siapa pemilik tongkat itu. Ia langsung menunduk dan merangkak, tak mempedulikan
orang-orang yang bingung akan kelakuannya, mencari lokasi tempat si pemilik
tongkat itu.
Bunyi itu muncul kembali, dan Zoe berhasil menemukannya.
Tapi betapa kecewanya melihat tongkat itu dipegang oleh temannya, bukan orang
yang ia duga.
Namun orang itu muncul dengan tertatih-tatih dan memanggilnya, “Apa kau mencariku?”
Soo Yeon tersenyum dan memanggil, “Joon!”. Hyung Joon
mengulurkan tangannya dan walau pura-pura sedikit jual mahal, Soo Yeon akhirnya
memeluknya.
Di luar fitting room, Hyung Joon memberitahu kalau ia baru
saja pulang dari Las Vegas. Tahu tempat apa itu, Soo Yeon hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya, tak setuju melihat kelakuan Hyung Joon, walau
Hyung Joon bersikeras kalau ia tak main-main di sana.
Bersama Ah Reum, Mi Ran baru saja mengantarkan karangan
bunga untuk Zoe. Ia melihat Zoe mundur perlahan-lahan menghadapi seorang pemuda
yang terus menghampirinya, namun terasa kedekatan di antara mereka.
Tak menyadari ada dua orang memperhatikan mereka, Hyung Joon
mengingatkan Soo Yeon kalau wanita di fitting room itu sangatlah menakutkan, “Padahal
gadis yang aku cintai tak semudah itu menampar orang. Bagaimana jika wanita itu
melaporkanmu?”
Soo Yeon tak khawatir, “Karena pria yang aku sukai akan
mengirim pengacara paling mahal untukku. Kau akan melakukan hal itu, kan, Harry
Borrison?”
Hyung Joon terus mendekat pada Soo Yeon walaupun Soo Yeon
sudah berdiri diam. Namun ia hanya membenturkan kepalanya pada Soo Yeon dan
beranjak pergi. Buru-buru Soo Yeon langsung mengejarnya.
Pada anaknya, Mi Ran langsung bergosip mengatakan kalau ia
dengar Zoe memiliki sponsor dan mengira Zoe pasti berselingkuh dari sponsor itu
dan berkencan dengan pemuda itu. Maka sponsor itu berhenti mendanai Zoe. Ia
langsung bersemangat dan semakin bertekad untuk bisa menjadi sponsor Zoe.
Ternyata mayat di kolam renang itu adalah Hye Mi. Jung Woo
dan ahli forensik menyimpulkan sementara kalau tak ada dugaan pembunuhan. Tapi Jung
Woo meminta rekannya itu untuk mencari bukti-bukti lain sebelum menyimpulkan
penyebab kematiannya.
Senior Jung Woo mengomentari sifat Jung Woo yang selalu
memastikan dengan mata kepalanya sendiri, sebelum memberi kesimpulan akhir.
Seniornya memberitahukan tak ada bekas pembobolan dan bibi
pembantu menemukan mayat itu saat wanita itu sudah meninggal. Pemilik rumah ini
jarang berada di Korea, dan mereka sedang berusaha untuk menghubunginya.
Jung Woo melihat ada kamera CCTV dan melihat-lihat rumah
itu. Ia mencoba membuka pintu yang terkunci, tapi seniornya langsung
mencegahnya, memperingatkan kalau Jung Woo harus mempertimbangkan siapa pemilik
rumah jika ia ingin membuka pintu itu. Jung Woo bisa dituntut karenanya.
Memasuki ruangan yang seperti milik Hyung Joon, Jung Woo
melihat ada foto seorang pria yang memeluk wanita dari belakang. Namun wajah
wanita itu tak terlihat.
Hatinya berdesir melihat wanita itu, dan tanpa sadar
tangannya terulur untuk menyentuh wajah itu.
Soo Yeon mengakui kalau sebenarnya ia enggan untuk kembali
ke Korea, tapi ia harus melakukannya karena ia menjadi yang terpilih untuk
mengadakan peragaan busana.
Hyung Joon sedikit khawatir, tapi Soo Yeon
menenangkannya. Karena ia tidak pintar, tak sepintar Hyung Joon, maka kenangan
lamanya pun juga sudah hilang.
“Seperti ini .. “ Soo Yeon membuka tangannya seperti ajaran Jung
Woo padanya untuk menghapus kenangan buruk. Dan ia melakukannya di depan wajah
Jung Woo, “Sudah berkali-kali kukatakan kalau aku telah menghapus kenangan
burukku.”
Ia telah membuat kenangan yang bahagia bersama Hyung Joon,
maka ia tak dapat mengingat kenangan lamanya, “Bahkan aku juga tak dapat
mengingat wajah lamaku. Karena sekarang aku jadi sangat cantik.”
Hyung Joon hanya mengerutkan kening mendengar ucapan Soo
Yeon, membuat Soo Yeon curiga pada apa yang akan dikatakan oleh Hyung Joon
selanjutnya. Benar saja, karena Hyung Joon malah bertanya, seakan tak puas, “Bagaimana
kalau kau operasi hidungmu sekali lagi.”
Hyung Joon mendapat telepon dari orang yang memperkenalkan
diri sebagai Detektif Han Jung Woo dari kepolisian sektor Gangnam. Ia
memberitahukan kalau Michelle Kim (nama palsu Hye Mi) telah meninggal.
Hyung Joon kaget dan mendadak meminggirkan mobilnya, membuat
Soo Yeon kaget dan bertanya apa yang terjadi pada Hyung Joon.
Jung Woo mendengar suara itu, dan hatinya berdesir kembali.
Ia memanggil-manggil, tapi pria yang ia kenal sebagai Harry meminta maaf kalau
ia sedang menyetir dan akan meneleponnya kembali.
Soo Yeon mengadakan gladibersih untuk pertunjukannya nanti
malam dengan ditemani oleh Hyung Joon. Tapi begitu Hyung Joon hilang dari
pandangannya, Soo Yeon pun panik dan mencari-cari sosok itu.
Mi Ran muncul dan memberitahukan kalau pria yang dicari Zoe sudah
pergi. Ia buru-buru memperkenalkan diri sebagai pemilik butik di Seoul dan berkata
kalau ia selalu memakai gaun rancangan Zoe.
Soo Yeon menjawab dingin kalau tempat ini tertutup untuk
umum. Tapi Mi Ran tetap melanjutkan dan mengundang Zoe untuk mengunjungi
butiknya jika Zoe kapan-kapan kembali ke Seoul. Tak lupa ia menyelipkan kartu
namanya di tangan Zoe dan meminta Zoe untuk meneleponnya.
Tapi Soo Yeon tak peduli. Setelah Mi Ran pergi, ia langsung
membuang kartu nama itu.
Pertunjukan berlangsung sukses, tapi sang desainer tak
muncul di saat terakhir. Desainer itu mencari Hyung Joon.
Dan ia sangat lega
melihat Hyung Joon sedang tertidur di sofa di kamarnya. Setelah menyelimuti
Hyung Joon, Soo Yeon pun duduk dan tertidur.
Hyung Joon membuka mata dan melihat Soo Yeon tertidur di
sampingnya.
Soo Yeon terbangun mendengar suara handphonenya berbunyi. Ternyata
Hyung Joon menelponnya dari Seoul. Ia harus kembali ke Seoul karena ada urusan
mendesak. Ia telah menyiapkan tiket untuk Soo Yeon pulang ke Perancis. “Istirahatlah,
dan setelah sarapan segeralah kembali ke Perancis.”
Tapi Soo Yeon ingin tahu hal mendesak apakah itu. Akhirnya
Hyung Joon memberitahu, “Tante telah mati. Seperti orang bodoh ia mabuk saat
berenang.”
Soo Yeon terdiam, membuat Hyung Joon khawatir. Soo Yeon
akhirnya bertanya apakah Hyung Joon perlu ditemani? Tapi menurut Hyung Joon tak
perlu. Ia akan segera menyelesaikan urusan di sini dan akan segera kembali ke
Perancis.
Jung Woo menyambut kedatangan Hyung Joon dan mereka saling
bertukar sapa.
Ternyata Soo Yeon pun buru-buru kembali ke Seoul. Tapi ia
sangat panik dan takut menghadapi orang-orang. Ia mencoba menelepon Hyung Joon,
satu-satunya nama di daftar kontaknya, tapi Hyung Joon telah mematikan
handphonenya.
Hyung Joon sekarang berada di ruang penyimpanan mayat, dan
menatap tak percaya melihat tubuh tantenya tergolek tak bernyawa.
Refleks ia mundur dan kakinya hampir tak dapat menyangga
tubuhnya. Ia memegang tangan Jung Woo, mencari dukungan. Maka Jung Woo pun
memeluk bahu Hyung Joon.
Jung Woo dan seniornya mengantarkan Hyung Joon pulang. Saat
itu hujan turun dan Jung Woo membuka jendela untuk merasai air hujan. Seniornya
menyuruh Jung Woo untuk menutup jendela, karena Jung Woo tak sendirian di dalam
mobil ini.
Hyung Joon mengatakan kalau ia tak keberatan dengan hujan
yang masuk. Seniornya masih bersungut-sungut dengan kegilaan Jung Woo yang suka
dengan hujan, salju dan angin. Pantas saja Jung Woo dipanggil kelinci gila. Tak
marah Jung Woo meminta seniornya untuk berlaku sama, “Senior tak sendirian di
dalam mobil ini.”
LOL. Bahkan Hyung Joon pun tersenyum mendengar perdebatan
kedua polisi di depannya.
Soo Yeon pun merasakan hujan turun di jendela taksi yang ia
naiki. Ia membuka jendela untuk merasai hujan yang menyentuh wajahnya.
Soo Yeon turun dari mobil namun melihat kalau gerbangnya
terkunci.
Jung Woo telah mengantarkan Hyung Joon kembali ke rumahnya. Saat
akan keluar dari rumah itu, gerbang belum terbuka. Seniornya pura-pura tidur,
membuat Jung Woo harus keluar berhujan-hujan untuk memberitahu kalau mereka
akan lewat. Dan ia melihatnya.
Ia melihat seorang gadis berdiri
depan gerbang dan mengucapkan mantra yang sering diucapkan Soo Yeon
nya
, “Dia datang.. dia tak datang.. dia
datang.. dia tak datang..”
Gadis yang wajahnya tertutup oleh tudung jaket. Dan gadis
itu akhirnya pergi. Jung Woo memanggil-manggil dan mencoba melompati pagar
tinggi di hadapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar