Sabtu, 26 Januari 2013

Sinopsis I miss You ep. 1-2

I Miss You Episode 1
Saran saya, jika ingin menonton I Miss You ini, jangan menyerah. 
Jangan menyerah kalau merasa boring atau terlalu melo saat menonton episode 1 saja. Tapi tonton juga episode 2. Baru setelah itu putuskan, apakah mau menonton atau tidak. 
Recap yang saya buat, tak akan selengkap Nice Guy, ya..  


Musim panas, 1997
I Miss You Episode 1 - 2
Lee Soo Yeon (Kim So Hyun yang nantinya akan diperankan oleh Yoon Eun Hye) pulang sekolah.  dan masuk rumah dengan was-was namun waspada. Namun sesampainya di rumah bukan ibu yang ia temukan, tapi ayahnya, buronan polisi, yangmembekapnya dan bertanya di mana ibunya. Soo Yeon menggeleng dengan ketakutan, dan ayahnya langsung menutupinya dengan selimut dan mulai memukulinya.
Sementara ibunya ternyata bersembunyi di luar rumah, mendengar jeritan Soo Yeon yang kesakitan.
I Miss You Episode 1 - 2
Tiba-tiba Detektif Kim (Jeon Gwang Ryul)  masuk dan menangkap ayah Soo Yeon. Rupanya ibu Soo Yeon yang memanggil polisi. Saat akan meninggalkan ruangan, ia menemukan Soo Yeon ada dibalik selimut dan berkata lirih, “Aku bersalah.. aku bersalah,” sebelum ia pingsan.
Detektif Kim segera membopong Soo Yeon bertemu dengan ibu Soo Yeon yang malu pada para tetangga karena suaminya ditangkap polisi. Ia lebih memikirkan rasa malunya daripada anaknya yang pingsan. 
Musim gugur, 1998


Han Jung Woo (Yeo Jin Goo yan g nantinya akan diperankan oleh Park Yoo Chun) sekolah di Amerika. Ia sangat senang sekali mendengar ayahnya telah datang. Tapi ternyata bukan ayahnya yang datang, melainkan sekretarisnya yang datang atas suruhan ibu tirinya yang memberi kesempatan Jung Woo untuk liburan melihat-lihat calon universitas yang akan Jung Woo masuki.
Tapi ternyata Jung Woo tak mematuhi perintah ibu tirinya, Hwang Mi Ran, malah pulang ke Korea. Ia sudah ingin bertemu dengan ayahnya. Ternyata ayahnya sudah 6 bulan dipenjara dan hari ini keluar.
Bersama Mi Ran, ia pergi ke penjara untuk menjemput ayahnya. Di sana ia melihat seorang gadis berseragam yang menunduk.
Tapi ayah Jung Woo, Han Tae Joon, tak suka melihat kehadiran Jung Woo yang seharusnya belajar di Amerika. Rupanya Jung Woo juga tak pernah diberitahu tentang ayahnya yang dipenjara. Mi Ran, langsung menjadi ibu teladan, dengan meminta suaminya untuk memarahinya jangan memarahi Jung Woo.
Setelah Tae Joon keluar dari penjara, ternyata ia tak langsung pulang ke rumah. Ia pergi ke rumah ayahnya, Kakek Han.
Tae Joon membawa Kakek Han yang sedang sakit ke rumah sakit, walau ibu tirinya (Kang Hyun Joo) mencoba mencegahnya. Menurut Hyun Joo, suaminya akan meninggal kalau dibawa ke rumah sakit dan Tae Joon akan menjadi pembunuh.
“Terus kenapa? Apa sekarang kau ingin menjebloskanku karena tindak pembunuhan?” tanya Tae Joon keji. Dan Tae Joon tetap meneruskan rencananya. Perawat Kakek Han, Jung Hye Mi, diberi pesangon dan disuruh pergi sekarang juga. Ia juga menuduh Hyun Joo telah mencuri uangnya selama ia dipenjara. Dan Tae Joon mengancam Hyun Joo agar menyerahkan uang itu agar anaknya (yang berarti adik tirinya) tak akan mati.
Note : Hyun Joo ini sepertinya istri muda yang jarak umurnya terpaut jauh dengan suaminya. Bahkan Hyun Joo ini sepertinya sepantaran dengan Tae Joon. Dan putranya juga masih kecil, kalau melihat kamarnya yang seperti kamar anak-anak.
Hyun Joo kaget mendengar ancaman itu dan segera berlari ke kamar anaknya. Ia kaget dan ketakutan setengah mati melihat kamar putranya kosong dan hanya ada dua anjing herder yang menggongonginya. Ia memanggil-manggil putranya, “Joon.. Joon.. “ tapi anaknya tak pernah muncul.
Tae Joon menangkap Hyun Joo yang histeris. Namun ternyata anak Hyun Joo tak berhasil ditangkap Tae Joon. Anak itu lari dengan memecah kaca jendela.
Anak itu, dengan kalung dari ibu yang tergantung di lehernya, ternyata melarikan diri dengan darah di kakinya. Di tengah jalan, perawat ayahnya, Hye Mi, menariknya dan membawanya pergi.
Gadis yang dilihat Jung Woo di penjara adalah Soo Yeon yang menjemput mayat ayahnya yang dihukum mati karena membunuh seorang anak.  Antara sedih dan lega, karena ayahnya yang suka menyiksa telah meninggal dunia, Soo Yeon menemani ibunya yang mabuk-mabukkan meluapkan perasaannya.
Jung Woo tak bisa tidur dan berjalan-jalan sampai ke suatu taman. Ia melihat ada gadis itu, Soo Yeon, duduk di ayunan dan langsung mengenalinya. Soo Yeon menebak kalau Jung Woo mengenalnya karena semua orang menggosipkan ia dan ibunya (sebagai keluarga seorang pembunuh).
Dan Jung Woo balik menebak kalau Soo Yeon ini adalah artis. (cieee… cantik sih..). Soo Yeon langsung meninggalkan Jung Woo. Tapi hujan turun dan Jung Woo berteduh dan mengajak Soo Yeon untuk ikut berteduh.
Tapi Soo Yeon malah berlari meninggalkannya.Ternyata Soo Yeon pergi untuk mengambilkan payung untuk Jung Woo. Mereka berjanji untuk bertemu kembali di taman ini untuk mengembalikan payung.
Jung Woo pun pulang dengan memakai payung Soo Yeon. Namun karena angin kencang, payung itu salah satu besi penyangganya patah hingga Jung Woo pun kehujanan. Tapi Jung Woo malah senang terkena hujan.
Keesokan harinya, Soo Yeon pergi ke taman dengan perasaan bahagia dan bersemangat. Namun di tengah jalan, ia mendengar suara kaca dipecah. Ternyata di salah satu rumah, ada anak yang mencoba memecah jendela. Sepertinya ingin kabur. Tapi jendela itu berteralis. 
Melihat Soo Yeon, anak itu beringsut ke pojok dan menyembunyikan dirinya di balik selimut. 
Tae Joon masih belum bisa menemukan adik tirinya. Sedangkan ibu tirinya tak mau memberikan uang itu jika anaknya masih belum dikembalikan padanya. Maka Tae Joon menyuruh anak buahnya untuk menemukan adik tirinya, walaupun sudah dalam bentuk mayat.
Jung Woo akan pergi ke taman, tak mempedulikan rengekan adik tirinya, Ah Reum, yang ingin ikut dengannya. Tapi Jung Woo memang tak bisa pergi karena ibu tirinya memberitahukannya kalau kakeknya meninggal. Walaupun Jung Woo tak pernah bertemu dengan kakeknya, tapi kabar ini membuatnya sedih.
Jadi alih-alih pergi menemui Soo Yeon, Jung Woo pergi ke rumah duka sebagai wakil keluarga menerima ucapan duka cita. Menurut Mi Ran, ayahnya sekarang sedang ada di rumah sakit.
Tapi ternyata Tae Joon tidak di rumah sakit, melainkan sibuk memaksa Hyun Joo untuk berbicara. Jung Woo mendengar percakapan Mi Ran dan ayahnya di telepon bertanya di mana ayahnya. Berpura-pura baik Mi Ran meminta Jung Woo untuk menerima para tamu. Tapi Jung Woo tahu kalau Mi Ran hanya berakting dan menyuruhnya berhenti berpura-pura menjadi ibunya.
Maka Mi Ran pun menghentikan sikap manisnya dan dengan kaku ia mengatakan kalau  ayahnya sedang melindungi uangnya. Dan ia juga meminta Jung Woo untuk segera pulang ke Amerika.
Sementara Soo Yeon menunggu kedatangan Jung Woo di taman, sambil menebak-nebak dengan tetesan air di ember, "dia datang.. dia tak datang.. dia datang.. dia tak datangg.."
Usaha Tae Joon ternyata gagal. Walau disekap di rumah sakit, Hyun Joo tetap tak mau memberitahukannya.
Perawat Hye Mi menyamar menjadi perawat rumah sakit dan menemui Hyun Joo. Ia memberitahu Hyun Joo kalau Hyung Joon, putra Hyun Joo selamat dan sekarang bersamanya. Hyun Joo lega dan menyuruh Hye Mi untuk menculik anak Tae Joon. Han Jung Woo.
Jung Woo kelelahan karena menerima tamu sekian banyak. Akhirnya Tae Joon datang. Tentang kepulangannya yang tiba-tiba, ia meminta Jung Woo untuk tak pernah melakukan sesuatu yang tanpa seijinnya. Ia menyuruh Jung Woo untuk kembali ke Amerika.
Jung Woo sepertinya enggan dan bertanya apakah ia bisa pulang saat liburan. Ayahnya malah mengatakan kalau Jung Woo memang ingin kembali, maka ia bisa bersekolah di sini. Jung Woo gembira mendengarnya. Tae Joon mengatakan kalau hanya Jung Woo-lah, satu-satunya yang ia percayai.
Dan Mi Ran mendengar pembicaraan mereka.
Jung Woo baru teringat dengan janjinya pada Soo Yeon setelah ia kembali ke kamar.
Soo Yeon yang akhirnya pulang karena Jung Woo tak kunjung datang, mengintip ke jendela tempat anak yang ia temui tadi pagi berada. Tapi Hye Mi muncul dan memperingatkannya agar tidak ikut campur. Melihat wanita itu membawa obat dan makanan, maka Soo Yeon pun pergi.
Detektif Kim meminta atasannya membuka kembali kasus pembunuhan yang melibatkan ayah Soo Yeon. Penjahat yang sebenarnya telah mengaku. Dan ia akan bertanggung jawab karena kesalahan ini.
Jung Woo akhirnya masuk sekolah baru. Dengan membawa payung kuning, ia mencoba mencari Soo Yeon. Tapi yang ia temukan bukanlah Soo Yeon, melainkan si nomor 27, anak seorang pembunuh. Itulah julukan murid sekolah itu untuk Soo Yeon. 
Karena shock, Jung Woo tak sengaja mundur menjauhi Soo Yeon. Dan Soo Yeon menganggapnya sama seperti murid yang lainnya. Namun Soo Yeon tak bisa diam saat Jung Woo dibully oleh teman mereka yang dikalahkan Jung Woo saat bermain basket.
Namun Jung Woo yang juga tak mau dibully, menantang murid-murid itu kembali dan akhirnya Jung Woo dikeroyok dan ditendangi.
Kali ini Soo Yeont tak dapat membantunya karena yang dialami oleh Jung Woo sering ia terima dari almarhum ayahnya. Soo Yeon menutup telinganya, mencoba menutup dirinya dari kejadian yang itu.
Soo Yeon menemukan payung kuningnya ada di-lockernya. Melihat Jung Woo menunggu hujan reda, ia pun meminjamkannya lagi. Jung Woo tak mau. Maka Soo Yeon berkata kalau ia tak pernah membunuh siapapun.
Tapi Jung Woo tetap tak mau. Ia sudah mengembalikan payung itu dan urusan di antara mereka sudah selesai. Jung Woo melihat Soo Yeon menangis, tapi menurut Soo Yeon ia tak menangis sedih, tapi karena matanya perih terkena angin.
Jung Woo merasa menyesal, marah, kesal dan frustasi. Ia, remaja 15 tahun yang baru saja menyukai seorang gadis yang ternyata anak pembunuh dan dikucilkan di sekolah. Maka ia tak dapat melakukan hal lainnya, selain mengeluarkan perasaannya di taman bermain. Ia menghentakkan ayunan itu dengan keras dan berteriak mengeluarkan semua perasasaannya.
Sementara Soo Yeon pulang dengan sedih. Melawati rumah aneh itu, ia mendengar seorang wanita membujuk Joon untuk segera pergi. Ia mencoba mengintip tapi ia hanya bisa melihat sekilas karena keburu ketahuan oleh wanita itu.
Kebetulan ibunya lewat dan kehujanan karena tak memakai payung. Maka payung kuning itu dibuka, dan nampak secarik kertas, pesan dari Jung Woo yang membuatnya tersenyum, “Milik anak paling terkenal di daerah ini, Lee Soo Yeon.”
Akhirnya emosi Jung Woo reda, dan ia pun mencari rumah Soo Yeon. Ia menemukan rumah itu. Detektif Kim juga telah sampai sana. Tapi di sana sedang kericuhan.
Ibu korban yang dibunuh ayah Soo Yeon kembali datang untuk mencari perhitungan dengan ibu Soo Yeon. Ibu Soo Yeon tak mau disalahkan karena suaminya sudah mendapat hukumannya. Tapi ibu korban itu tetap memaksa karena anaknya sudah mati sedangkan Soo Yeon (anak si pembunuh) masih hidup.
Akhirnya ibu Soo Yeon mendorong Soo Yeon dan menyuruh ibu untuk membawa Soo Yeon saja, “Bunuh atau biarkan dia hidup. Terserah kau mau melakukan apa!”
Jung Woo terbelalak melihat kejadian itu. Soo Yeon menangis memohon agar ia diperbolehkan tak pergi, dan ia seperti mengucap mantra seperti saat ayahnya memukulinya, “Maafkan aku, aku bersalah..”
Dan matanya bertemu dengan mata Jung Woo yang terlihat ketakutan. Tak tahan dengan semua ini, ia pun kabur, melarikan diri dari tempat itu, melarikan diri dari Jung Woo. Tanpa sadar sepatunya terlepas.
Jung Woo mengejar Soo Yeon dan akhirnya menemukannya. Soo Yeon menangis dan bersembunyi di bawah luncuran. Soo Yeon menyembunyikan kakinya yang telanjang dan bercodet.
Jung Woo memberikan sepatu itu pada Soo Yeon dan berkata, “Aku menemukanmu. Baju berbunga-bunga, anak terkenal, Lee Soo Yeon,” panggilan Jung Woo membuat Soo Yeon menengadah. Dan Jung Woo tersenyum saat melanjutkan, “Anak pembunuh, Lee Soo Yeon, jadilah temanku.”
Jika ada orang yang ingin berteman, seharusnya kita langsung menerimanya, bukan bertanya ‘kenapa’ seperti yang ditanyakan Soo Yeon. Karena Jung Woo langsung berkata kalau begitu ia akan menarik permintaannya kembali.
Dan ia langsung lari, mengagetkan Soo Yeon. Ia pun langsung mengejar Jung Woo. Ternyata Jung Woo lari mencari jepit jemuran. Ia menculik satu jepit jemuran dari tetangga Soo Yeon kemudian menyelipkan di rambut Soo Yeon yang selalu tergerai menutupi mukanya. Dan saat terlihat jelas wajah Soo Yeon, Jung Woo berkata puas, “Nah.. jadi seperti ini wajahmu itu.”
Aih.. co cweet..
Jung Woo mengatakan kalau ia tak akan berpura-pura tak mengenal Soo Yeon lagi. Dan ia meminta maaf. Soo Yeon terharu dan hampir menangis mendengar kata-kata Jung Woo. Bersamaan dengan itu, angin bertiup kencang, sehingga Jung Woo langsung membentangkan tangannya dan berkata kalau ia akan menghalangi angin agar Soo Yeon tak mengeluarkan air mata.
Sementara itu ibu Soo Yeon yang menangis-nangis mengutuki suaminya, hanya bisa mematung saat Detektif Kim berlutut di depannya dan mengatakan kalau pelaku pembunuhan yang sebenarnya telah tertangkap.
Hyung Joon yang sudah bersiap untuk memukulkan mangkoknya untuk menarik perhatian Soo Yeon, urung melakukannya karena melihat Soo Yeon lewat bersama seorang pemuda. Sepertinya sih, paman dan keponakan itu belum pernah bertemu.
Ternyata Jung Woo mengantarkan Soo Yeon pulang. Aihh.. manis banget, sih Jung Woo ini.
Hye Mi menyelinap masuk ke rumah Hyun Joo untuk mengambil tas berisi uang yang disembunyikan Hyun Joo di dalam piano. Di dalam tas itu ada foto keluarga Tae Joon.
Namun sesampainya di rumah, Tae Joon sudah menunggunya. Mengira Hye Mi baru bepergian dari jauh, a tak tahu kalau isi tas itu adalah uang, Ia menyuruh Hye Mi dan separuh mengancam untuk mencari tahu dimana Hyung Jun berada.
Ibu mabuk-mabukkan setelah mendengar pengakuan Detektif Kim dan diusir oleh pemilik warung. Soo Yeon yang menjemput ibu hanya bisa menangis, mengira ibu mabuk karena kondisi keluarga mereka. Ia menangis dan berkata kalau ia akan berbuat lebih baik lagi demi mereka.
Ehh? Itu jepit rambut atau jepit jemuran, ya? Ternyata Jung Woo juga mengambil jepit jemuran lagi. Dan aww.. cute banget saat Jung Woo memakai jepit jemuran itu ke rambutnya sendiri dan senyum-senyum sendiri.
Keesokan harinya, Jung Woo melihat kalau teman-teman sekelasnya mulai mem-bully Soo Yeon yang belum datang, dengan mengecat kursi dan mejanya. Ia marah dan akan menegur temannya itu, tapi Soo Yeon keburu datang.
Betapa kagetnya Jung Woo melihat Soo Yeon malah memeluk temannya itu (bukannya dia!) pas dengan kebetulan guru mereka masuk. Seisi kelas bengong, terkejut melihatnya.
Hasilnya guru itu memarahi teman yang membully karena berkencan. Hehe.. gadis ini tak butuh dilindungi, ternyata.
Sementara Jung Woo masih tak percaya dengan tindakan Soo Yeon (memeluk orang lain!! ). Ia berkali-kali menoleh ke belakang, namun berkali-kali itu pulalah Soo Yeon menutupi wajahnya dengan buku. 
Aww.. kenapa kalian cute banget, sih..
Setelah kelas usai, Jung Woo meminta penjelasan tentang tindakan Soo Yeon tadi. Bukankah ia berkata kalau ia akan menjadi teman Soo Yeon? Soo Yeon berkata kalau ia akan melindungi Jung Woo dan mereka akan menjadi teman rahasia.
Maka penderitaan Soo Yeon pun berlanjut di jam istirahat. Teman-temannya bertaruh, siapa yang berhasil memasukkan kotak susu ke tempat sampah (yang ada di belakang Soo Yeon) akan mendapat 1000 won. Tapi mereka sengaja tidak melempar ke tempat sampah tapi ke Soo Yeon.
Jung Woo marah, dan berdiri. Tapi Soo Yeonpun juga berdiri, mengagetkan semuanya. Ternyata Soo Yeon berdiri untuk mengambil tempat sampah di belakangnya dan menaruh tempat sampah itu di depan kelas (setelah mengembalikan kotak susu ke dua teman pembully-nya hingga terciprat ke baju si pembully). Ia menyuruh teman-temannya untuk melempar kotak susu itu sekarang.
Jung Woo tersenyum melihat aksi Soo Yeon. Ia pun mengambil kotak susunya, dan dengan keahllian basketnya, ia berhasil memasukkan kotak itu ke keranjang sampah. Teman-temannya masih bengong, dan tak bisa berbuat apa-apa ketika Jung Woo mengambil uang 1000 won karena ia menang taruhan.
Dan dengan muka polos ia keluar ruang kelas, namun sebelumnya dengan suara keras, ia mengajak Soo Yeon untuk jajan dengan uang 1000 won itu. Soo Yeon juga bengong.
Hihihi.. gak jadi deh teman rahasianya.
Dan Jung Woo cuek saat dimarahi oleh Soo Yeon yang tak mau merahasiakan hubungan mereka karena Jung Woo akan dikucilkan.
Ia juga cuek mendapat siraman sampah dari lantai dua. Menurutnya seseorang tak bisa dikucilkan kalau ia mempunyai teman. Dan ini membuat Soo Yeon tersenyum dan luluh.
Tapi muka Soo Yeon sepertinya sudah paten muram, membuat Jung Woo menggodanya kalau Soo Yeon marah karena sekarang ia lebih populer daripada Soo Yeon. Buktinya? Ia meminta Soo Yeon untuk melepas kertas yang tertempel di punggungnya: no 41 pacaran dengan no 27 dan menyuruh 41 dan 27 untuk bergandengan minggat dari sekolah mereka.
Melewati persembunyian Hyung Joon, mereka menyadari kalau rumah itu terbakar. Soo Yeon panik dan meminta Jung Woo untuk membukakan pintu yang digembok itu.
Dengan batu bata, ia mencoba merusak gembok itu, dan hasilnya tangannya berdarah. Tapi gembok itu berhasil dibuka.
Hyung Joon mencoba lari, tapi Jung Woo menghentikannya karena melihat kakinya yang terluka parah. Tak sengaja kalung Hyung Joon terlepas dan pecah jadi dua.
Mereka membawa Hyung Joon ke klinik terdekat, dan malah dimarahi oleh dokter karena kondisi kaki Jung Woo yang sudah sangat parah. Mereka menyuruh Hyung Joon untuk dibawa ke rumah sakit, jika tidak kakinya bisa diamputasi.
Jung Woo menelepon ibu tirinya meminta bantuan untuk memindahkan anak itu. Tapi Hye Mi tak mau, hingga Tae Joon datang, dan berkata kalau ia akan mengirim orang ke sana.
Hye Mi yang tak bisa keluar rumah karena orang-orang Tae Joon mengawasinya, berhasil kabur setelah mendengar kalau kamar yang ia sewa kebakaran. Ia segera pergi ke klinik tempat Hyung Joon dirawat dan dari foto Tae Joon di koper, ia mengenali Jung Woo. Ia juga melihat Jung Woo memberikan kalung Hyung Joon pada Soo Yeon.
Soo Yeon memberikan kalung itu pada Hyung Joon (yang ia anggap perempuan). Tiba-tiba Hye Mi masuk dan langsung membawa pergi Hyung Joon, kemudian membawanya ke dalam taksi.
Soo Yeon dan Jung Woo mengejar taksi itu, tapi tak berhasil. Hye Mi menenangkan Hyung Joon yang ingin keluar taksi. Mereka harus segera pergi, karena pemuda yang membawanya ke klinik adalah anak Han Tae Joon, Han Jung Woo.
Hyung Joon langsung menoleh ke belakang, merekam wajah Jung Woo.
Jung Woo pulang mendengar ayahnya marah-marah. Ia tak tahu kalau ayahnya marah karena anak buahnya kehilangan jejak Hye Mi.
Soo Yeon pulang ke rumah dan melihat kalau ibunya sibuk berkemas-kemas. Ibunya mau kemana? Ternyata ibunya mempunyai ide brilian (yang agak gila saya rasa) dengan pindah ke rumah Detektif Kim yang duda beranak satu.
Ibu tak mempermasalahkan Detektif Kim yang salah tangkap karena sebenarnya pun ia merasa bersyukur akan suaminya yang suka menyiksa sudah meninggalkan mereka. Ia akan tinggal di rumah Detektif Kim hanya sampai Soo Yeon dewasa, dan sebagai gantinya ia akan mengurus rumah Detektif Kim.
Detektif Kim bengong dan tak tahu apa yang harus ia lakukan. Putrinya, Eun Joo, menuduh ayahnya punya pacar baru dan pergi jajan untuk meluapkan rasa marah pada ayahnya.
Tapi ibu tetap pada pendiriannya. Walau Detektif Kim menawarinya untuk mencarikan solusi lainnya, tapi ibu dan Soo Yeon akan tinggal di rumah Detektif Kim.
Selain Detektif Kim yang terkejut, Jung Woo juga terkejut karena saat ia ke rumah Soo Yeon, ternyata Soo Yeon sudah pindah. Untungnya ia menemukan Soo Yeon di taman. Dengan jepit jemuran di rambutnya, Soo Yeon berkata kalau ia juga akan memberikan hadiah pada Jung Woo, namun hadiah itu akan ia berikan saat hujan.
Dan Jung Woo sudah tak sabar menunggu hujan turun.
Saat Jung Woo mengantarkan Soo Yeon ke rumah barunya dan ia memegang kaki Soo Yeon yang hanya bersepatu tapi tak berkaos kaki, dan berkata kalau kakinya nanti kedinginan. Soo Yeon menarik kakinya.
Ia malu karena kaki itu ada codet panjang yang sangat jelek. Tapi Jung Woo membesarkan hatinya dengan menunjukkan kalau iapun memiliki berbagai codet di tubuhnya bekas luka olahraga.
Eun Joo lewat dan tak bisa berkata-kata melihat betapa tampannya Jung Woo. Ia pun buru-buru kabur karena melihat senyum Jung Woo. Ia takut pingsan.
Tae Joon mendatangi tempat persembunyian Hyung Joon dan menyadari kalau Hye Mi yang melarikan Hyung Joon dan ironisnya, anaknya sendiri yang menyelamatkan Hyung Joon dari kebakaran.
Anak buah Tae Joon menemui Hyun Joo dan berkata kalau ia akan menjaga keselamatan Hye Mi dan Hyun Joo, jadi sebaiknya Hyun Joo memberitahukan letak persembunyian Hye Mi. Tapi Hyun Joo tak percaya. Namun ia tampak khawatir saat pria itu menceritakan tentang kondisi kaki Hyung Joon yang terluka.
Sementara itu Hye Mi mulai melancarkan aksinya. Ia menaruh uang di locker umum dan diambil oleh seseorang yang kemudian membuntuti Jung Woo. Sepertinya Hye Mi akan melaksanakan perintah Hyun Joo untuk menculik Jung Woo.
Sementara itu Hyun Joo mogok tak  mau minum obat, kecuali dibawa menemui ibunya. Tapi Hye Mi berhasil memaksa Hyun Joo untuk meminum obat itu dan berkata kalau sekarang nyawa Hyung Joo dan ibunya tak lagi ada ditangan Tae Joon, tapi sekarang ada di tangannya.
Pulang sekolah, Jung Woo mengajak bicara Soo Yeon dengan suara lantang. Soo Yeon jengah, dan meminta Jung Woo memelankan suaranya. Dan Jung Woo berbicara dengan suara berbisik-bisik, tetap membuat Soo Yeon jengah karena semua anak memandangi mereka.
Ia pun lari meninggalkan Jung Woo yang memanggilnya dengan suara yang berbisik, dan keras. LOL.
Lagi-lagi Jung Woo mengantarkan Soo Yeon pulang. Ia menghadap ke Soo Yeon dan menggodanya yang tertidur di dalam bis. Tapi Soo Yeon tetap tidur. Tiba-tiba bis berhenti mendadak dan Soo Yeon tertarik ke depan..
.. dan bibirnya menyentuh bibir Jung Woo.
Jung Woo mematung seketika namun buru-buru menegakkan badannya ketika Soo Yeon tiba-tiba membuka matanya. Ia mulai beralasan saat melihat Soo Yeon menatap tajam ke arahnya.
"Ini halte kita. Ayo cepat turun! Paman, hentikan bisnya!"
LOL. Architecture 101, anyone? 
Sepanjang perjalanan Jung Woo hanya diam saja, membuat Soo Yeon bingung. Apakah Jung Woo marah? Tapi Jung Woo tetap diam.
Akhirnya perhatiannya teralih karena lampu di jalan nyala-mati-nyala-mati. Soo Yeon berkata kalau ia sebenarnya ingin memperbaiki lampu itu tapi, ia kurang tinggi.
Maka Jung Woo pun mencoba memperbaiki lampu itu, yang mungkin longgar. Tapi ia pun juga kurang tinggi. Maka dengan memegang bahu Soo Yeon, ia berjinjit setinggi-tingginya untuk mengencangkan lampu itu.
Kali ini hati Soo Yeon yang berdebar-debar karena tubuh mereka sangat berdekatan. Dan Jung Woo pun menyadarinya.
Dan Detektif Kim yang lewat pun menyalahartikan mereka berdua, yang dilihat dari posisinya berdiri, Soo Yeon dan Jung Woo sedang berciuman. Apalagi saat itu lampu kembali mati.
Super duper LOL. Pasti Detektif Kim berpikir kalau Jung Woo mencium Soo Yeon dan mematikan lampunya agar tak keliatan.

Maka ia berteriak dan menjewer Jung Woo seperti anak nakal. Hehehe..
Dan ada seseorang yang mengawasi mereka, tepatnya mengawasi Jung Woo sejak tadi ia ada di sekolah.
Jung Woo duduk di meja makan, gugup segugup-gugupnya. Tapi kegugupannya hilang saat Soo Yeon datang. Soo Yeon dan Eun Joo memakai sweater yang sama, pemberian Detektif Kim. Aww.. ternyata Detektif Kim sudah menganggap keduanya sebagai anak sendiri.
Eun Joo langsung duduk di samping Jung Woo, membuat Soo Yeon terpaksa duduk di samping ibunya. Tapi perhatian Jung Woo tetap pada Soo Yeon yang masuk ke kamar untuk mengambil jepit jemuran dan memasangkannya di rambutnya. Jung Woo tersenyum padanya, membuat Soo Yeon tersipu-sipu.
Dan pandangan kedua remaja itu tak luput dari pandangan Detektif Kim. Ia pun menarik Jung Woo untuk memberi pelajaran.
Tentu saja Jung Woo ketakutan. Tapi ternyata Detektif Kim ingin mengajarkan cara bela diri pada Jung Woo. Soo Yeon dan Eun Joo duduk di tangga dan menonton mereka.
Hmm… sepertinya Jung Woo akan menganggap Detektif Kim sebagai sosok ayah deh.. Bukannya ia sudah tak mempunyai ayah. Tapi ya, karena ayahnya, Tae Joon, adalah ayah yang agak-agak beda.
Eun Joo heran, bagaimana cowok sekeren Jung Woo bisa dekat dengan Soo Yeon. Soo Yeon tertunduk lesu, dan menjawab kalau  ialah yang menyukai Jung Woo dan mungkin Jung Woo menjadi temannya karena kasihan.
Dan Eun Joo memeluk bahu Soo Yeon, menghiburnya agar tabah dan kuat, karena mereka adalah putri polisi.
Eun Joo bergabung dengan ayahnya yang menyuruh mereka untuk latihan bela diri. Ibu duduk menggantikan Eun Joo dan memuji sweater Soo Yeon yang tampak cantik dipakai olehnya. Soo Yeon tersenyum bahagia mendengar pujian ibu.
Dan mungkin inilah saat-saat yang membahagiakan. Dengan disaksikan oleh ibunya, Soo Yeon bergabung dengan yang lain. Detektif Kim mengambil jepit jemurannya dan menggodanya dengan memakai jepit itu di rambutnya sendiri.
Aww… Mereka berempat kejar-kejaran memperbutkan jepit jemuran itu.
Di tangga yang sama, Soo Yeon duduk dan menulis di dinding, Aku merindukanmu.
Ia menoleh saat ada seseorang memanggilnya.
Ternyata Jung Woo (Yoo Chun-ah…!) yang memanggilnya. Soo Yeon tersenyum memandangnya.
Tapi Jung Woo nampak sedih melihat Soo Yeon, “Mengapa kau tersenyum? Aku sangat marah hingga rasanya aku mau mati. Aku sangat marah hingga rasanya aku mau gila. Aku akan menunggu untuk hari ini saja. Hanya hari ini saja.”
Dan ternyata Jung Woo berkata pada udara kosong. Tak ada Soo Yeon di hadapannya. Hanya ada  tulisan Soo Yeon di dinding yang sudah hampir pudar.


Komentar :
Jika ada yang ragu untuk menonton I Miss You ini, jangan menyerah di episode 1. Episode 1 seperti landasan yang menjelaskan segala hal, sehingga sedikit lambat dan membosankan.
Episode 2? Daebak.
Saya tersenyum-senyum geli, melihat betapa romantisnya kedua remaja ini. Ini adalah cinta remaja yang masih polos. Dan walau sedikit tak masuk akal, tapi saya bersyukur ibu memutuskan pindah dan sedikit melakukan pemerasan pada Detektif Kim. Karena bagaimanapun juga, Detektif Kim adalah sosok ayah yang baik, yang tak pernah dimiliki oleh Soo Yeon ataupun Jung Woo. Kedua ayah kandung mereka benar-benar brengsek.
Mungkin Detektif Kim juga salah satu penyebab mengapa Jung Woo yang anak seorang kaya raya nantinya akan mengambil profesi sebagai polisi sebagai pekerjaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar