Jung Woo terbelalak, tak dapat mempercayai penglihatannya,
saat melihat Soo Yeon nampak di CCTV black box itu. Buru-buru ia menutup laptop
dan menggenggamnya erat, seolah takut ada yang melihatnya.
Tanpa sadar ia menangis, menyadari apa yang mungkin telah
dilakukan Soo Yeon untuk mengatasi penderitaannya selama 14 tahun ini.
Walau memiliki bukti yang memberatkan Zoe, Jung Woo hanya
tetap diam di dalam mobil, memejamkan mata. Tapi ia tak tidur.
Ia teringat saat
14 tahun yang lalu, di hari pertamanya sekolah, teman-temannya menghina Soo
Yeon sebagai si nomor 27 yang menjadi
anak pembunuh. Tapi si nomor 27 itu mengaku kalau ia tak akan membunuh siapapun.
Dan kalimat itulah yang membuat Jung Woo bergerak. Ia segera
menjalankan mobilnya, tapi ia menghentikan mobilnya saat melihat rekannya, Detektif
Park, masuk ke dalam gedung apartemen. Ia tahu tujuan Detektif Park pasti untuk
menemui pramugari untuk meminta black box (yang telah ada ditangannya). Dan itu
berarti ia harus bertindak cepat.
Di sebuah jalan sepi, ia mencari sidik jari Zoe yang pernah
duduk di mobilnya. Walau diulang berkali-kali, tapi hasilnya nihil. Hingga ia
teringat kalau Zoe pernah memegang ujung pintu mobil saat akan menutup pintu.
Ia akhirnya mencari sidik jari itu dan ketemu.
Tim Jung Woo sedang meluncur untuk menangkap Zoe. Tapi Jung
Woo menelepon atasannya, meyakinkan kalau Zoe bukanlah pelakunya.
Ia minta agar
polisi tak membesar-besarkan masalah ini. Ia yang akan membawa Zoe ke kantor
polisi. Dan sebelum terlambat, ia langsung pergi menuju ke tempat pesta Harry,
mendahului tim-nya.
Sebelum meninggalkan mobil, ia meninggalkan borgol dan
pistolnya di laci meja, berniat untuk membawa Zoe tidak dengan cara kekerasan.
O iya.. dan berganti pakaian, sehingga ia bisa tampak keren.
:p
Saat berjalan untuk memasuki ruang pesta, kata-kata Soo Yeon
‘Aku tak akan membunuh siapapun’ dan
ia menjawa dalam hati kalau ia tahu. Jung Woo benar-benar tahu itu.
Jung Woo melihat Soo Yeon dan Hyung Joon, tapi ia juga
melihat ayahnya hadir di pesta itu. Kebetulan teman Seo Yeon memanggil ‘Zoe’,
sehingga Soo Yeon menoleh, melihat kehadirannya. Maka ia pun mendekati mereka
berdua.
Soo Yeon menatap Jung Woo, bersiap menghadapi kelakuan Jung
Woo, tapi Jung Woo hanya memandangnya dan terkejut melihat Jung Woo malah
menghampiri tamu Hyung Joon.
Jung Woo menyapa ayahnya, bertanya keadaan ayahnya. Tapi Tae
Joon yang kesal karena dicuekkan, mengatakan kalau ia datang ke pesta yang
sangat kacau. Ia semakin kesal melihat Harry malah menyapa Jung Woo yang ingin
berbicara padanya,
“Apa aku harus menunggu lagi? Mungkin karena aku tak
terbiasa di posisi ini, sangat tak nyaman rasanya.”
Harry meminta Jung Woo untuk menunggunya sebentar, ia akan
berbicara pada Tae Joon. Jung Woo meminta agar Harry tak lama.
Jung Woo melihat ayahnya dan Harry masuk ke ruangan
tertutup, dan ia berbalik melihat Zoe yang sedari tadi tak melepaskan pandangan
darinya. Buru-buru Soo Yeon mengalihkan pandangannya, melihat ke arah lain. Tapi
Jung Woo sempat melihatnya.
Jung Woo hanya bisa menghela nafas memandangi gadis itu.
Di dalam ruangan, Hyung Joon tak dapat konsentrasi pada
kata-kata Tae Joon yang ingin berinvestasi pada proyek Kamboja yang sedang
ditangani oleh Hyung Joon. Tapi ia tahu maksud Tae Joon.
Dan Hyung Joon mengatakan kalau salah satu rekanannya,
Shiosa, akan menanamkan 5 milyar Won pada proyek ini (yang berarti Tae Joon tak
memiliki kesempatan untuk menanamkan modalnya di proyek Hyung Joon). Namun ternyata
Shiosa berniat menunda investasi itu.
Sesama pebisnis, ia akan menunggu kepastian dari Shiosa dulu
sebelum menjawab tawaran Tae Joon. Dan Hyung Joon pun meminta diri untuk pergi.
Soo Yeon menyibukkan diri menemui para tamu, namun pandangannya
bertemu dengan Jung Woo yang terus memandanginya. Ia pun mencoba tak
mempedulikan Jung Woo walau ia menyadari kalau pandangan Jung Woo tak pernah
lepas darinya.
Setelah beberapa saat, ia menyadari kalau Jung Woo
menghilang, maka ia melihat ke segala arah, mencari Jung Woo. Dan betapa
kagetnya ia, ternyata Jung Woo malah muncul di hadapannya, dengan tangan
terbentang, menghalanginya sama seperti
15 tahun yang lalu.
Sambil tersenyum, Jung Woo bertanya, “Bagaimana tampangku?”
Soo Yeon mengingatkan Jung Woo dengan memanggilya Detektif
Han. Tapi Jung Woo malah mengoreksinya, “Han Jung Woo, 29 tahun,” dan ia
menambahkan “Apa aku tak tampak keren?”
Berada di situasi yang sama, ingatannya tak ayal kembali
lagi ke masa 14 tahun yang lalu, saat Jung Woo menghalangi agar angin tak
mengenainya, sehingga ia tak dapat menangis, “Pasti karena angin, kan, yang
membuat matamu berair?”
Soo Yeon hanya bisa memandangi Jung Woo. Handphone Jung Woo
berbunyi dan Jung Woo melihat SMS dari atasannya yang akan datang untuk
menjemput Zoe sekarang juga.
Jung Woo menatap Soo Yeon, tahu kalau waktunya sudah habis. Soo
Yeon yang tak tahan dipandangi oleh Jung Woo segera memisahkan diri dan
menelepon Harry. Namun Jung Woo ternyata mengejarnya dan mengambil handphone Soo Yeon.
Soo Yeon mencoba mengambil handphone
itu kembali, tapi Jung Woo malah mengenggam tangannya dan berkata pada Harry, “Tak
ada waktu lagi, aku akan membawa Zoe sekarang juga. Aku akan menghubungimu saat
di jalan.” Dan ia mematikan handphone itu.
Soo Yeon ingin marah pada Jung Woo, tapi Jung Woo malah
meraih bahunya dan berkata kalau polisi akan datang untuk menangkapnya, “Kau
adalah tersangka pembunuhan. Wajahmu tertangkap kamera CCTV saat kau ada di
tempat parkir apartemen Kang Sang Deuk.”
Kaki Soo Yeon serasa lunglai, dan Jung Woo segera memegang
bahu Soo Yeon lebih erat. Refleks, Soo Yeon menggenggam tangan Jung Woo erat,
seolah mencari perlindungan dan berkata, “Itu bukan aku.”
Jung Woo mengangguk dan berkata kalau ia juga tahu kalau
bukan Soo Yeon pelakunya. Tapi Soo Yeon yang panik, mencoba memanggil Harry.
Tapi Jung Woo memintanya untuk tegar, karena mereka tak ada waktu lagi menemui
Harry. Polisi sebentar lagi datang dan akan langsung menangkapnya,
“Aku tak ingin tanganmu diborgol, jadi ikutlah denganku dan katakan padaku yang sebenarnya. Hanya itu satu-satunya cara aku bisa menolongmu. Aku tak ingin melihatmu terluka lagi.” |
Soo Yeon menggeleng-geleng tak percaya, dan Jung Woo
berteriak memohon Soo Yeon untuk mempercayainya. Tapi Soo Yeon melepaskan
tangan Jung Woo dan berteriak-teriak memanggil Harry.
Harry muncul dan segera memeluk Soo Yeon yang menangis dan
berkata, “Bukan aku.” Harry menenangkan Soo Yeon dan bertanya apa yang sedang
Jung Woo lakukan? Bersamaan itu muncul para polisi yang akan menangkap Zoe.
Jung Woo tahu tak ada waktu lagi, maka ia mengambil satu
tangan Zoe, dan di depan para rekannya, ia berkata, “Zoe Lou, kau ditahan atas
pembunuhan Kang Sang Deuk.”
Tanpa melepas pandangan dari Jung Woo, Harry berkata kalau
ia akan menjemput Zoe, “Kau percaya padaku, kan?”
Dan betapa terlukanya Jung Woo melihat Soo Yeon
mengangguk-angguk yakin.
Atasan Jung Woo sudah mendekati mereka, namun Jung Woo
menghentikannya, “Aku yang akan membawanya pergi.”
Tetap memandang Soo Yeon, ia
berkata, “Kali ini aku tak akan melepaskanmu,” dan ia pun membawa Soo Yeon
pergi, tanpa borgol di tangan.
Tae Joon menyuruh Sekdir Nam untuk menyelidiki wanita yang
tinggal bersama Harry Borrison, karena wanita itu ditangkap atas tuduhan
pembunuhan Kang Sang Deuk di pesta tadi. Ia merasa janggal, dan Sekdir Nam
berkata kalau ia akan menyelidikinya. Tae Joon mengingatkan kalau ia tak ingin
kejadian seperti lepasnya Kang Hyung Joon dulu terulang lagi.
Di luar Mi Ran menanyakan tentang pertemuan yang ingin ia
lakukan dengan Harry. Sekdir Nam berkata kalau ia sedang mengusahakannya dan
pamit.
Ah Reum ternyata mendengar pembicaraan mereka. Ia menyarankan ibunya agar tak percaya dengan Sekdir Nam dan
mengingatkan ibunya kalau Sekdir Nam itu akan menusuk ibunya dari belakang.
Tapi ibunya malah memarahi Ah Reum dan menyuruhnya membuang boneka besar
pemberian Jung Woo. Tentu saja Ah Reum tak mau.
Ibu Soo Yeon merasa hatinya tak tenang. Ia
berteriak memanggil Eun Joo dan menyuruhnya untuk menelepon Jung Woo.
Eun Joo
menelepon dan muncul nada sibuk. Dengan acuh ia mengatakan kalau sepertinya
Jung Woo sedang menelepon gadis yang mirip dengan cinta pertamanya. Dan ia
langsung meninggalkan ibu yang bertanya-tanya siapa gadis yang sedang
dibicarakan Eun Joo.
Ibu pun menelepon detektif Joon, namun Detektif Joon
mengatakan kalau ia tak dapat menelepon lama-lama karena ia sedang dalam sibuk.
Ibu malah semakn khawatir.
Jung Woo dan Soo Yeon sudah ada di depan kantor polisi. Soo
Yeon ingin menelepon Harry, tapi Jung Woo berkata kalau hal itu tak
memungkinkan karena Soo Yeon sudah masuk dalam penahanan.
Ia mengambil jaket
dari belakang, dan menaruhnya ke pangkuan Soo Yeon sambil berkata kalau tak
biasanya ia meminjamkan jaket itu pada orang lain,
“Aku telah menaruh mantra jubah menghilang di jaket itu, jadi janganlah ragu untuk memakainya. Akan ada banyak reporter di luar sana.” |
Soo Yeon melihat Jung Woo keluar dari mobil, dan melihat jaket menghilang itu ia teringat
pada apa yang pernah ia tulis di dalam buku hariannya,
“Jung Woo-ya, apa impianmu? Apa yang ingin kau lakukan
setelah kau dewasa? Aku tak berani memimpikan apapun. Tapi ada satu hal yang
aku ingin lakukan. Yaitu orang yang tak kelihatan.
Aku ingin menjadi orang yang
tak kelihatan oleh orang lain, jadi orang tak akan membenciku. Tapi aku hanya
akan menunjukkan diriku padamu saja. Walau semua orang tak dapat melihatku, aku
akan selalu nampak olehmu.
Karena aku telah merubah mantra dalam jubah
menghilangku. Han Jung Woo, kau tak termasuk dalam orang-orang yang tak
melihatku.”
Tanpa sadar Soo Yeon menangis sambil menggenggam jaket itu, mengingat
hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar